Minggu, 01 Februari 2009

teknik dan mekanik ventilator

TEKNIK DAN MEKANIK VENTILATOR
By: awi’Amd.Kep

Tujuan Pembelajaran
Menjelaskan sistem ventilasi mekanik & klasifikasinya
Menjelaskan cara-cara mengontrol system dan arus system
Memahami prinsip kerja ventilator
Masalah-masalah yang dapat terjadi selama menggunakan ventilator
Cara sterelisasi komponen ventilator
SYSTEM VENTILATOR MEKANIK
Secara umum dan fisik terbagi atas beberapa karakteristik :
Sumber Tenaga
-Tenaga Listrik
-Tenaga Paru-paru
- Kombinasi keduanya
Tekanan
-Tekanan Positif
-Tekanan Negatif
3. System Kontrol
>System buka dan tutup saluran nafas untuk mengontrol fungsi ventilasi
>Panel Kontrol
hanya dapat dilakukan oleh satu jenis variabel pada saat bersamaan antara tekanan volume dan flow
Ada 4 Fase Cara Kerja Ventilasi Mekanik
1. Triggering/inisiating
yang memulai/memerintah sehingga ventilator bekerja, pemicunya bisa berasal dari :
a. Mesin : Atas dasar waktu
b. Pasien : Karena terjadi perubahan aliran udara / tekanan
2. Pembatasan/limitation
Variabel yang dibatasi antara lain
a. Volume
b. Pressure
3. Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai setelah :
Volume yang masuk tercapai
Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai
Volume inspirasi terlampaui
Aliran udara mencapai setting
e. waktu
4. Fase Ekspirasi
pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) atau tidak
Peran perawat dalam tindakan ventilator
· Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai
· Menentukan setting mode ventilator
· Menetukan Parameter mode ventilator
· Alarm pada posisi ON
· Pasien merasa nyaman
Setting mode ventilasi mekanik
1.CMV ( PCV,VCV)
2. ACMV
3. Syinchronous Intermittent Mandatory Ventilation ( SIMV )
4. Pressure Support Ventilation ( PSV )
5. Continous Positive Airway Pressure ( CPAP )

Control Mandatory Ventilation (CMV)
Sejumlah udara yang diinspirasikan oleh mesin kepada pasien yang dibatasi oleh volume control (VC) atau Pressure control (PC)
> Parameter VCV > Parameter PCV
a. TV a. RR
b. RR b. Inspirasi Time
c. FiO2 c. Inspirasi Pressure
d. I : E Ratio d. P E E P
e. P E E P e. FiO2
f. Sensitivity / Trigger


Synchronous Intermittent Mandatory Ventilation (SIMV)
Mode ini menekankan pada mandat yang telah ditentukan sehingga pasien bernafas pada waktu-waktu tertentu
Terkadang mode ini diberikan bersamaan dengan pressure support (PS) dengan SIMV Rate ditiadakan
> Parameter
a. TV
b. SIMV Rate
c. Inspirasi Time
d. Pressure Support
e. FiO2
f. P E E P

Continous Positive Airway Pressure (CPAP)
Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 – 35 cmH2O ), pasien harus melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi dengan SIMV.

Parameter :
a. PEEP
b. FiO2
Assist Controle (AC)
· Ventilator memulai inspirasi saat pasien menimbulkan sebuah tekanan negatif di dalam sirkuit ventilator
· Ventilator dapat memberikan nafas bantuan dengan volume/pressure tertentu



Parameter
R R
Fi02
I : E Ratio
Triger Sensitivity
T V
Inspirasi Pressure


1. Respirasi Rate ( RR )
a. Jumlah napas yang diberikan kepada pasien setiap menit
b. Diset diatas dan dibawah nilai normal
c. 10 – 14 x/menit

2. Tidal Volume ( TV )
a. Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas
Diset 6 – 8 ml/Kg.BB
b. Pada ARDS, gunakan volume lebih kecil 4 – 6 ml/Kg.BB untuk meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli

3. Inspirasi : Ekspirasi Ratio ( I:E Ratio )
a. 1:2 / 1:1, merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi
b. Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama / lebih lama dibanding ekspirasi untuk meningkatkan PaO2

4. Inspirasi Pressure ( IP )
1. Mengatur/ membatasi jumlah pressure/volume cyiled ventilator.
- Pressure berlebih, dapat menyebabkan Barotrauma. sedangkan
- Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma
2. Jika inspirasi pressure/valume tercapai maka ventilator menghentikan hantarannya dan alarm berbunyi.
3. Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi, batuk, retensi sputum, ETT tergigit, fighting atau kingking.
4. Tidak melebihi 35 cm H2O.
5. FiO2 ( Fraksi Oksigen )
a. konsentrasi (%) oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien
b. Konsentrasi 21 – 100 %
c. Awal 100 % tidak boleh terlalu lama
d. Dapat diweaning bertahap
e. Setting 100 % bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian ventilasi,
berikan oksigen 100 % selama 15 menit.
6. Trigger / Sensitivity
a. Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulai/trigger inspirasi ventilator
b. Setting à flow / pressure
c. Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan
d. Nilai sensitiviti maksimum;

- P – Trigger ( 0,5 cm H2O )

- F – Trigger ( 0,5 cm H2O )
7. Positive End Ekspiratori Pressure ( PEEP)
a. Merupakan tekanan positiv yang diberikan dijalan nafas (tepatnya di alveoli) pada akhir ekspirasi
b. Menyebabkan alveoli tetap dalam keadaan terbuka pada akhir ekspirasi
c. Diset 5 – 15 cmH2O.
Dampak :
* SaO2 dan PaO2 lebih baik.
* Volume paru
* Barotrauma
* Hipotensi akibat CO
Setting Alarm ventilator:
Alarm yang paling penting diset ;
1. Minit volum
2. Inspiratory pressure


Masalah-masalah yang dapat terjadi selama menggunakan ventilator

1. Mechanical Malfunction
2. Airway Malfunction
3. Pulmonary Barotrauma
4. Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )
5. Pulmonary atelektasis, Pneumonia
6. Infeksi
7. Kegagalan Weaning.

STERILISASI KOMPONEN VENTILATOR
Pengertian :
ANTISEPTIC : Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup
DESINFEKTAN : Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati
Tahapan

· CLEANING ® PEMBERSIH
· DESINFEKSI ® TINGGI/HIGH
RENDAH/LOW
· STERILISASI ® AUTO CLAVE / EO gas
· PENYIMPANAN ® ALMARI KHUSUS


Cleaning :
Definisi : Membuang semua debu, benda asing atau kotoran
Indikasi : Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi
Bahan : Sabun atau detergen, air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali
Diperlukan sikat.

Desinfeksi :
Definisi : Membunuh/menghambat pertumbuhan mikriorganisme.
Indikasi : Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran dan alat
yang tidak dapat disterilkan misalnya ; alat listrik.
Desinfeksi untuk alat ventilator
- Transduser
- Kabel sensor humidifier
jenis : High Cidex
Low Alkohol, saflon 1 : 3

Sterilisasi :
Definisi : Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai sarana fisik atau kimiawi
Indikasi : Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian tubuh yang tidak steril misalnya, semua tubing ventilator sebagai sarana transportasi gas ke tubuh, dll.

SIRKUIT VENTILATOR
Prosedur :
1. Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau detergen, air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat.
2. Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama kurang lebih 24 jam.
3. Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)
4. Keringkan dengan Tubedryer, bila ada.
5. Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus :
a. Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai
kertas EtO..
b.Bila memakai sterilisator Autoclave, dibungkus dengan kain.
6. Khusus untuk alat ventilator Transduser, Kabel sensor humidifier, cukup di desinfeksi dengan Cidex (High) dan Alkohol, Saflon 1:3 (low)



Diposkan oleh awi.nurse.surgical